Pura ini berada di dalam gua Giri Putri.
Letaknya sangat spesifik dan mengesankan. Sebelumnya persiapkan
banten yang akan dipersembahkan. Perlengkapan sembahyang
seperlunya, flash-light serta korek api. Bawaan yang tidak
diperlukan dapat ditinggalkan di kendaraan, karena perjalanan
kaki selanjutnya agak berat. Jangan lupa tas bahu berisi
handuk kecil dan pakaian ganti, apabila direncanakan dilakukan
pengelukatan dalam prosesi ini. Kita akan mendaki trap (anak
tangga) yang cukup tinggi menuju ke mulut gua. Tanggalkan
alas kaki sesampai di mulut candi bentar pelataran depan
gua. Di pelataran ini terdapat pelinggih berupa Padmasana
serta bangunan penyangga berupa tempat penyimpanan peralatan
upakara. Pemandangan pantai dan lautan dari pelataran yang
amat tinggi ini sangat indah! Persembahyangan dimulai pada
pukul 12 siang, waktu yang tepat untuk ber-Tri-Sandia setelah
pengayatan dihaturkan oleh Ida Dane Mangku, sebelum Panca
Sembah. Lebih dari 80 umat dapat ditampung dalam pelataran
ini.
Diameter mulut gua tidak lebih dari 70
cm dan berlekak-lekuk penuh tonjolan batu. Arahnya hampir
vertikal sehingga kita harus turun ke dalam lubang itu seperti
masuk ke dalam sumuran. Setelah kedua kaki kita menjejak
dasar sumuran, kita harus berjongkok untuk bisa berjalan
ke arah horisontal ke depan. Ketinggian gua hanya cukup
untuk separuh ketinggian kita, tetapi semakin melebar secara
horisontal. Perjalanan jongkok ini hanya sepanjang 3 atau
4 meter karena sisi atas gua semakin meninggi. Dengan demikian,
sebaiknya diatur agar beberapa anggota rombongan mengawali
turun ke gua, berikutnya pembawa banten, dibantu oleh anggota
yang sudah di dalam gua, baru disusul oleh yang lainnya.
Semakin dalam kita memasuki gua, semakin
lebar ruangan gua. Meski tidak cukup terang, di beberapa
tempat di dinding gua telah dipasang lampu-lampu listrik.
Meskipun di luar matahari bersinar seterik-teriknya di tengah
hari, tetapi di dalam, tanpa pertolongan lampu senter, kita
tidak akan dapat melihat di mana kaki kita berpijak. Perjalanan
dengan kaki telanjang harus dilakukan secara hati-hati,
karena permukaan jalan di dalam gua agak lembab dan licin.
Permukaan ini dibentuk oleh tumpukan kotoran kelelawar dan
beberapa jenis burung yang juga menghuni gua selama ribuan
tahun. Beberapa cerukan kecil dan dalam yang dapat mengakibatkan
terkilirnya pergelangan kaki, patut diwaspadai. Apabila
tidak tersedia lampu senter, cobalah menghubungi prajuru
pura untuk menyediakan pelayanan penerangan dengan menggunakan
lampu Stormking (lampu petromax) dalm jumlah terbatas.
Semakin jauh kita masuk ke dalam gua, ruangannya
menjadi semakin lebar dan tinggi. Sebagai gambaran, gua
ini mungkin dapat menampung seribu orang sekaligus di dalamnya.
Sebelum menuju Pelinggih Utama, agak dekat
dari mulut gua kita akan menjumpai sebuah pelinggih di tengah
ruangan, seperti aling aling yang lazim terdapat pada gerbang
utama.Dari pelinggih inilah prosesi di dalam gua Giri Putri
dimulai. Selesai melakukan penghayatan pemedek melanjutkan
ke Pelinggih Utama yang berlokasi di perut gua, yaitu pertengahan
antara kedua ujung awal dan akhir gua. Pada ujung paling
akhir gua Giri Putri yang panjangnya kira-kira 300 meter
ini terdapat pula pelinggih pada sisi dinding sebelah kanan
dari arah kita masuk.
Di perut gua yang luas ini, terdapat cerukan
gua lain yang permukaan lantainya lebih tinggi. Seakan-akan
sebuah mezzanine khusus untuk orkestra di lobby besar sebuah
hotel. Pelinggih-pelinggih utama terletak di bagian atas
tersebut. Di sana juga terdapat sumber air suci untuk tirta
Pengelukatan. Bagian atas ini dapat kita capai melalui sebuah
tangga besi yang sempit, yang disandarkan pada dinding gua
di bawahnya. Karena luas lantainya tidak begitu besar, kapasitasnyapun
terbatas. Biasanya cukup diwakili oleh para pemimpin upakara
atau pemangku, sedangkan pemedek yang lainnya cukup menghaturkan
sembah dari bawah yaitu lantai gua utama saja. Di bagian
bawah di mana para pemedek menghaturkan sembah juga terdapat
satu pelinggih dan tempat untuk melakukan pengelukatan.
Acara persembahyangan dapat dilangsungkan sesuai dengan
jenis acara yang hendak dilaksanakan. Ada semacam kesegaran
dan kesan pencerahan luar biasa setelah kita keluar dari
gua Giri Putri. Kesan ini merupakan tambahan semangat spiritual
untuk melanjutkan perjalanan bakti berikutnya.
Perjalanan dilanjutkan ke pura Trisakti
di Kerang Kuning.
|
0 komentar:
Posting Komentar