Minggu, 30 Desember 2012

SEJARAH ANAK MENAK DAN ANAK JABA

  Sejarah Diskriminasi Menak dan Jaba, Penjegal Ajeg Bali
Istilah “Tar Twam Asi” dan “Tri Hita Karana” sudah sejak lama kita dengar, tetapi hal itu masih berputar putar di dalam wacana saja, sedangkan pengamalannya masih minim sekali. Mengapa kita masih berputar-putar di wilayah wacana dan belum bersungguh-sungguh melaksanakannya? Tentu karena ada faktor X yang mengganjalnya. Diantara faktor X itu, faktor keturunan yang diramu dalam istilah “kasta” adalah salah satunya. Meski istilah kasta kini sudah berubah berganti baju menjadi istilah “soroh” atau “wangsa”, namun pelaksanaannya di masyarakat masih saja terjadi diskriminasi.

DIMANA LETAK SORGA ITU??????

Dalam suatu kesempatan teman-teman saya sibuk menggunjingkan tentang dosa dan pahala dan bagaimana kenikmatan sorga dengan 72 bidadari cantiknya. Taman yang indah, hidup yang kekal dan kenikmatan seksual dengan bidadari yang selalu perawan. Sampai pada suatu titik diskusi salah seorang dari mereka nyeletuk dan berkata pada saya; “kamu mah kafir, ga mungkin masuk sorga. Kalau mau masuk sorga ucapkan kalimat Syahadat 3 kali dulu”. Kesempatan untuk membuka topik barupun tidak saya sia-siakan dan saya langsung nyletuk; “Saya memang tidak berminat masuk sorga kok, ngapain kalian bercita-cita masuk sorga? Sorga kan hanya alam material yang tidak kekal dan akan lenyap saat hari kiamat”. Sontak mereka komplain dan berkata, kamu tahu apa tentang sorga? Tentunya pertanyaan ini langsung saya jawab dengan yakin; “Anda kira di Al-Qur’an ada kata Sorga?  Kata Sorga berasal dari kata sansekerta, yaitu “Svarga” yang berarti planet material yang penuh kebahagian dan keindahan tempat hidup para dewa dan bidadari yang akan lenyap saat alam semesta ini lenyap. Bukankah di Al-Qur’an disebutkan kalau tujuan kalian adalah alam Jannah?” Setelah itu diskusi langsung menjadi senyap dan terhenti. Akar permasalahan telah terpecahkan. :-)
Terus, dimana sebenarnya letak alam Sorga?

Sabdo Palon Telah Kembali??

  Sabda Palon telah kembali?
Gunung Merapi menggelegar begitu dasyatnya diiringi dengan muntahan lava pijar dan wedus gembel yang meluluh lantakkan setiap wilayah yang dilaluinya. Oleh beberapa penekun spiritual Jawa, kejadian ini bukanlah tanpa insyarat. Subuh, tanggal 25 Oktober 2010, sesaat sebelum terjadinya bencana besar yang telah menyebabkan puluhan nyawa melayang dan ratusan lainnya masih hilang, beberapa penduduk dikejutkan oleh munculnya gumpalan awan “petruk” di puncak gunung Merapi. Awan “petruk” tersebut berbentuk menyerupai kepala tokoh petrok dalam pewayangan Jawa dan dengan hidungnya yang panjang menghadap ke arah Yogyakarta. Meskipun Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo mengatakan bahwa awan seperti itu adalah awan yang biasa terjadi dan bukan merupakan indikasi akan terjadinya letusan yang lebih besar, tetap saja masyarakat sekitar tidak percaya. Penguatan bahwa tokoh Petruk hanyalah mitos belaka juga disampaikan oleh seorang tokoh Sastrawan Jawa Modern, Suwardi Endraswara dengan mengatakan bahwa pada dasarnya tokoh petruk tidak benar-benar ada dalam kitab Mahabharata yang asli. Tokoh tersebut hanyalah karangan sunan Kalijaga yang diambil dari kata dalam bahasa Arab, Fatruk. Arti harfiahnya adalah meninggalkan atau menyingkirkan tindakan buruk yang telah menjadi larangan Tuhan.
Namun entah karena kebetulan atau memang keyakinan masyarakat setempat memang benar, akhirnya keesokan harinya pada tanggal 26 Oktober Gunung Merapi meletus memuntahkan awan panas mengarah ke Yogyakarta sesuai dengan arah hidung awan petruk dan menewaskan beberapa orang termasuk Mbah Marijan, sang juru kunci Merapi. Berselang 4 hari setelah itu, pada tanggal 30 Oktober, Gunung Merapi kembali meletus. Letusan kali ini sangat dasyat. Gemuruhnya memekikkan telinya masyarakat sekitarnya. Dan lagi-lagi arah muntahan material dan awan panasnya ke arah Yogyakarta. Kejadian ini akhirnya kembali menguatkan kepercayaan yang selama ini terkubur dalam. Sebuah kepercayaan yang oleh sebagian masyarakat Jawa diyakini sebagi tonggak waktu dimana agama leluhur mereka, akan bangkit kembali menggantikan agama Islam yang sudah 500 tahun lamanya dianut oleh sebagian besar penduduk nusantara. Sumber keyakinan mereka ini adalah dari serat Ramalan Sabdopalon dan Dharmagandul yang merupakan salah satu karya sastra kearifan lokal sangat penting dalam tradisi Jawa.
Awal cerita yang melatarbelakangi kepercayaan sebagian orang Jawa ini adalah ketika runtuhnya kerajaan Majapahit di tangan Prabu Brawijaya V yang memerintah tahun 1453 – 1478. Setidaknya terdapat dua sumber utama yang menceritakan kejadian ini, yaitu Darmagandhul dan bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo yang diperkirakan disusun sekitar tahun 1135 – 1157. Kedua sumber ini memberikan gambaran konflik sosial religius dan keruntuhan kekuasaan kerajaan Hindu di nusantara yang sangat memilukan sampai pada penjanjian bahwa 500 tahun setelah peristiwa itu, Sabdo Palon yang merupakan Sang Hyang Semar akan kembali muncul untuk mengembalikan kejayaan dan kepercayaan yang telah diambil alih.
Dalam serat Dharmagandhul diceritakan kisah pertemuan antara Sunan Kalijaga, Prabu Brawijaya dan Sabdo Palon di daerah Blambangan. Pertemuan ini terjadi ketika Sunan Kalijaga mencari dan menemukan Prabu Brawijaya yang tengah lari ke Blambangan untuk meminta bantuan bala tentara dari kerajaan di Bali dan Cina untuk memukul balik serangan putranya yang durhaka, Raden Patah yang telah menghancurkan Majapahit. Namun hal ini bisa dicegah oleh Sunan Kalijaga dan oleh kelihaiannya akhirnya Prabu Brawijaya bersedia masuk Islam. Namun di sisi lain, Sabdo Palon sang punakawan Prabhu Brawijaya tidak bersedia masuk Islam sehingga akhirnya mereka sepakat untuk berpisah.
Sabdo Palon berkata kepada Prabu Brawijaya; “Paduka sampun kêlajêng kêlorob, karsa dados jawan, irib-iriban, rêmên manut nunut-nunut, tanpa guna kula êmong, kula wirang dhatêng bumi langit, wirang momong tiyang cabluk, kula badhe pados momongan ingkang mripat satunggal, botên rêmên momong paduka. … Manawi paduka botên pitados, kang kasêbut ing pikêkah Jawi, nama Manik Maya, punika kula, ingkang jasa kawah wedang sanginggiling rêdi rêdi Mahmeru punika sadaya kula, …”(“Paduka sudah terlanjur terperosok, mau jadi orang jawan (kehilangan jawa-nya), kearab-araban, hanya ikut-ikutan, tidak ada gunanya saya asuh, saya malu kepada bumi dan langit, malu mengasuh orang tolol, saya mau mencari asuhan yang bermata satu (memiliki prinsip/aqidah yang kuat), tidak senang mengasuh paduka. … Kalau paduka tidak percaya, yang disebut dalam ajaran Jawa, nama Manik Maya (Semar) itu saya, yang membuat kawah air panas di atas gunung itu semua adalah saya, …”)
Ucapan Sabdo Palon ini menyatakan bahwa dia sangat malu kepada bumi dan langit dengan keputusan Prabu Brawijaya masuk agama Islam. Gambaran ini telah diungkapkan Joyoboyo pada bait 173 yang berbunyi : “…, hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; …” (“…, itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; …”). Dalam ucapan ini pula Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah sebenarnya yang dikatakan dalam kawruh Jawa dengan apa yang dikenal sebagai “Manik Maya” atau “Semar”.
Sabdapalon matur yen arêp misah, barêng didangu lungane mênyang ngêndi, ature ora lunga, nanging ora manggon ing kono, mung nêtêpi jênênge Sêmar, nglimputi salire wujud, anglela kalingan padhang. …..” (“ Sabdo Palon menyatakan akan berpisah, begitu ditanya perginya kemana, jawabnya tidak pergi, akan tetapi tidak bertempat di situ, hanya menetapkan namanya Semar, yang meliputi segala wujud, membuatnya samar. …..”). Sekali lagi dalam ucapan ini Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah yang bernama Semar. Bagi orang Jawa yang berpegang pada kawruh Jawa pastilah memahami tentang apa dan bagaimana Semar. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa Semar adalah merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Kuasa) untuk melaksanakan tugas agar manusia selalu sujud bhakti kepada Tuhan, selalu bersyukur dan eling serta berjalan pada jalan kebaikan.
Sabdapalon ature sêndhu: “Kula niki Ratu Dhang Hyang sing rumêksa tanah Jawa. Sintên ingkang jumênêng Nata, dados momongan kula. Wiwit saking lêluhur paduka rumiyin, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrêm lan Bambang Sakri, run-tumurun ngantos dumugi sapriki, kula momong pikukuh lajêr Jawi, …..
….., dumugi sapriki umur-kula sampun 2.000 langkung 3 taun, momong lajêr Jawi, botên wontên ingkang ewah agamanipun, …..” (Sabdo Palon berkata sedih: “Hamba ini Ratu Dhang Hyang yang menjaga tanah Jawa. Siapa yang bertahta, menjadi asuhan hamba. Mulai dari leluhur paduka dahulu, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrem dan Bambang Sakri, turun temurun sampai sekarang, hamba mengasuh keturunan raja-raja Jawa, …..….., sampai sekarang ini usia hamba sudah 2.000 lebih 3 tahun dalam mengasuh raja-raja Jawa, tidak ada yang berubah agamanya, …..”)
Di kalangan spiritualis Jawa pada umumnya, keberadaan Semar diyakini berupa “suara tanpa rupa”. Namun secara khusus bagi yang memahami lebih dalam lagi, keberadaan Semar diyakini dengan istilah “mencolo putro, mencolo putri”, artinya dapat mewujud dan menyamar sebagai manusia biasa dalam wujud berlainan di setiap masa. Namun dalam perwujudannya sebagai manusia tetap mencirikan karakter Semar sebagai sosok “Begawan atau Pandhita”. Hal ini dapat dipahami karena dalam kawruh Jawa dikenal adanya konsep “menitis” dan “Cokro Manggilingan”. Sabdo Palon sebagai pembimbing spiritual Prabu Brawijaya merupakan sosok Semar yang nyata. Menurut Sabdo Palon dalam ungkapannya dikatakan : “…, paduka punapa kêkilapan dhatêng nama kula Sabdapalon? Sabda têgêsipun pamuwus, Palon: pikukuh kandhang. Naya têgêsipun ulat, Genggong: langgêng botên ewah. Dados wicantên-kula punika, kenging kangge pikêkah ulat pasêmoning tanah Jawi, langgêng salaminipun.” (“…, apakah paduka lupa terhadap nama saya Sabdo Palon? Sabda artinya kata-kata, Palon adalah kayu pengancing kandang, Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi ucapan hamba itu berlaku sebagai pedoman hidup di tanah Jawa, langgeng selamanya.”)
Semar selalu memberikan piwulangnya untuk bagaimana berbudi pekerti luhur selagi hidup di dunia fana ini sebagai bekal untuk perjalanan panjang berikutnya nanti. Jadi Semar merupakan pamomong yang “tut wuri handayani”, menjadi tempat bertanya karena pengetahuan dan kemampuannya sangat luas, serta memiliki sifat yang bijaksana dan rendah hati juga waskitho (ngerti sakdurunge winarah). Semua yang disabdakan Semar tidak pernah berupa “perintah untuk melakukan” tetapi lebih kepada “bagaimana sebaiknya melakukan”. Semua keputusan yang akan diambil diserahkan semuanya kepada “tuan”nya. Semar atau Kaki Semar sendiri memiliki 110 nama, diantaranya adalah Ki Sabdopalon, Sang Hyang Ismoyo, Ki Bodronoyo, dan lain-lain.
Di dalam Serat Darmogandhul diceritakan episode perpisahan antara Sabdo Palon dengan Prabu Brawijaya karena perbedaan prinsip. Sebelum berpisah Sabdo Palon menyatakan kekecewaannya dengan sabda-sabda yang mengandung prediksi tentang sosok masa depan yang diharapkannya. Berikut ungkapan-ungkapan itu : “….. Paduka yêktos, manawi sampun santun agami Islam, nilar agami Budi, turun paduka tamtu apês, Jawi kantun jawan, Jawinipun ical, rêmên nunut bangsa sanes. Benjing tamtu dipunprentah dening tiyang Jawi ingkang mangrêti.” (“….. Paduka perlu faham, jika sudah berganti agama Islam, meninggalkan agama Budi, keturunan Paduka akan celaka, Jawi (orang Jawa yang memahami kawruh Jawa) tinggal Jawan (kehilangan jati diri jawa-nya), Jawi-nya hilang, suka ikut-ikutan bangsa lain. Suatu saat tentu akan dipimpin oleh orang Jawa (Jawi) yang mengerti.”
“….. Sang Prabu diaturi ngyêktosi, ing besuk yen ana wong Jawa ajênêng tuwa, agêgaman kawruh, iya iku sing diêmong Sabdapalon, wong jawan arêp diwulang wêruha marang bênêr luput.” (“….. Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa menggunakan nama tua (sepuh), berpegang pada kawruh Jawa, yaitulah yang diasuh oleh Sabda Palon, orang Jawan (yang telah kehilangan Jawa-nya) akan diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.”)
Dari dua ungkapan di atas Sabdo Palon mengingatkan Prabu Brawijaya bahwa suatu ketika nanti akan ada orang Jawa yang memahami kawruh Jawa (tiyang Jawi) yang akan memimpin bumi nusantara ini. Juga dikatakan bahwa ada saat nanti datang orang Jawa asuhan Sabdo Palon yang memakai nama sepuh/tua (bisa jadi “mbah”, “aki”, ataupun “eyang”) yang memegang teguh kawruh Jawa akan mengajarkan dan memaparkan kebenaran dan kesalahan dari peristiwa yang terjadi saat itu dan akibat-akibatnya dalam waktu berjalan. Hal ini menyiratkan adanya dua sosok di dalam ungkapan Sabdo Palon tersebut yang merupakan sabda prediksi di masa mendatang, yaitu pemimpin yang diharapkan dan pembimbing spiritual (seorang pandhita).
Sang Prabu karsane arêp ngrangkul Sabdapalon lan Nayagenggong, nanging wong loro mau banjur musna. Sang Prabu ngungun sarta nênggak waspa, wusana banjur ngandika marang Sunan Kalijaga: “Ing besuk nagara Blambangan salina jênêng nagara Banyuwangi, dadiya têngêr Sabdapalon ênggone bali marang tanah Jawa anggawa momongane. Dene samêngko Sabdapalon isih nglimput aneng tanah sabrang.” (“Sang Prabu berkeinginan merangkul Sabdo Palon dan Nayagenggong, namun orang dua itu kemudian raib. Sang Prabu heran dan bingung kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga : “Gantilah nama Blambangan menjadi Banyuwangi, jadikan ini sebagai tanda kembalinya Sabda Palon di tanah Jawa membawa asuhannya. Sekarang ini Sabdo Palon masih berkelana di tanah seberang.”)
Karena Sabdo Palon tidak berkenan berganti agama Islam, maka dalam naskah Ramalan Sabdo Palon ini diungkapkan sabdanya sebagai berikut: “(3). Sabda Palon matur sugal, “Yen kawula boten arsi, Ngrasuka agama Islam, Wit kula puniki yekti, Ratuning Dang Hyang Jawi, Momong marang anak putu, Sagung kang para Nata, Kang jurneneng Tanah Jawi, Wus pinasthi sayekti kula pisahan. (Sabda Palon menjawab kasar: “Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.)” “(4). Klawan Paduka sang Nata, Wangsul maring sunya ruri, Mung kula matur petungna, Ing benjang sakpungkur mami, Yen wus prapta kang wanci, Jangkep gangsal atus tahun, Wit ing dinten punika, Kula gantos kang agami, Gama Buda kula sebar tanah Jawa. (Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Buda lagi, saya sebar seluruh tanah Jawa.)”. “(5). Sinten tan purun nganggeya, Yekti kula rusak sami, Sun sajekken putu kula, Berkasakan rupi-rupi, Dereng lega kang ati, Yen durung lebur atempur, Kula damel pratandha, Pratandha tembayan mami, Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar. (Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.)”. “(6). Ngidul ngilen purugira, Ngganda banger ingkang warih, Nggih punika medal kula, Wus nyebar agama budi, Merapi janji mami, Anggereng jagad satuhu, Karsanireng Jawata, Sadaya gilir gumanti, Boten kenging kalamunta kaowahan. (Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda. Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.)”. “(7). Sanget-sangeting sangsara, Kang tuwuh ing tanah Jawi, Sinengkalan tahunira, Lawon Sapta Ngesthi Aji, Upami nyabrang kali, Prapteng tengah-tengahipun, Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne jalmi, Kathah sirna manungsa prapteng pralaya. (Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.)”. “(8). Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya. (Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.)
Dari bait-bait di atas dapatlah kita memahami bahwa Sabdo Palon menyatakan berpisah dengan Prabu Brawijaya kembali ke asal mulanya. Semar adalah Sang Hyang Ismoyo yang berwujud manusia. Jadi ketika itu Sabdo Palon kembali ke asal mulanya sebagai wujud Sang Hyang Ismoyo. Namun setelah 500 tahun kemudian Sabdo Palon menyatakan akan datang kembali ke tanah Jawa (tataran nusantara) dengan tanda-tanda tertentu. Diungkapkannya tanda utama itu adalah muntahnya lahar gunung Merapi ke arah barat daya. Baunya tidak sedap. Dan juga kemudian diikuti bencana-bencana lainnya. Itulah tanda Sabdo Palon telah datang. Ciri-ciri lain akan bangkitnya agama leluhur diungkapkan juga dalam serat jangka jayabaya.
Melihat kejadian akhir-akhir ini kelihatannya sangat banyak isi ramalan dari serat-serat leluhur tersebut yang sepertinya membenarkan kedatangan Sabda palon untuk mengembalikan agama leluhur. Apakah artinya ramalan ini sedang menjadi kenyataan? Jika kita menelik berakhirnya kekuasaan Prabu Brawijaya pada tahun 1478 Masehi, maka pada tahun 2010 ini kita sudah memasuki tahun ke-532 yang artinya ramalan tersebut seharusnya sudah terjadi 23 tahun yang lalu. Lalu apa hubungannya dengan kejadian meletusnya gunung merapi yang sangat dasyat kali ini? Bukankah harusnya meletusnya gunung Merapi sudah berlangsung 23 tahun lalu? Penanggalan Jawa berbeda dengan penanggalan Masehi. Dalam kalender Masehi 1 tahun terdiri dari 365 hari, tetapi dalam penanggalan Jawa yang awal, sebagaimana penanggalan yang diturunakan dalam kalender Bali, 1 tahun lamanya 420 hari. Jadi andaikan 500 tahun kalender jawa terdiri dari 210000 hari, maka dalam kalender Masehi ramalan tersebut harusnya berlangsung pada tahun ke-575.  So lets see and wait …….!
Referensi:
  1. Huda, Nurul. “Sabdapalon Naya Genggong, Manik Pustaka. Yogyakarta
  2. http://nurahmad.wordpress.com/

Ka'Bah Bekas Kuil Agama Hindu???

  Ka’bah adalah bekas kuil Hindu?
Mungkin hal ini terdengar terlalu kontroversial dan kadang kala dikaitkan dengan hoax oleh sebagian orang yang merasa kedudukannya/harga dirinya terancam. Namun, saya menyajikan artikel ini tidak bertujuan untuk merendahkan kredibelitas saudara-saudara muslim, melainkah hanya untuk membuka wawasan akan apa yang sebenarnya terjadi.

Kepemimpinan dalan ajaran Hindu


 Pengertian Pemimpin :
      a Kata “pemimpin” berasal dr kata “pimpin” yg berarti “membimbing, menuntun”
a Pemimpin berarti orang yg membimbing / menuntun orang lain untuk melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah direncanakan
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas/tindakan untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama utk mencapai tujuan (George Terry, dalam bukunya Principles of management
Tipe-tipe kepemimpinan
Kakawin Nitisastra 1.4 menyebutkan:
Ring jadmadhika meta cittaseping sarwa pingenaka, ring stri madhya manohara pria wuwustangde manah kung lulut, yang ring madhyani sang pandita mucap tattwopadeca prihen, yang ring madhyanikang musuh mucapaken wak cura singhakerti”

HAKEKAT YADNYA

Bhagavadgita III.14 menyatakan bahwa “yadnya berasal dari karma”.  Ini berarti bahwa dalam yadnya perlu adanya kerja, karena dalam yadnya menuntut adanya perbuatan. Tuhan menciptakan alam beserta isinya diciptakan dengan yadnya maka patutlah manusia pun melaksanakan yadnya untuk memelihara kehidupan didunia ini. Tanpa adanya yadnya maka perputaran roda kehidupan akan berhenti. Yadnya merupakan salah satu wujud dari Tri Kerangka Agama Hindu yaitu termasuk dalam Upacara/ Ritual. Hal ini dikarenakan penerapan yadnya dikaitkan dengan Upacara Agama Hindu yaitu dalam bentuk Ritual.

Sejarah Bali kuno pada Tahun 1343

Dimulainya masa ini adalah pada saat kedatangan ekspedisi Gajah Mada pada tahun 1343 ke Bali. Pada saat itu Bali diperintah olah Kerajaan Bedahulu dengan Raja yang bergelar Astasura Ratna Bumi Banten dan dengan patihnya yang bernama Patih Kebo Iwa.

Kamis, 27 Desember 2012

Soto Pak Ketut Denpasar mantap

Soto merupakan salah satu masakan asli Indonesia yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dari dulu sampai sekarang. Soto bisa dengan mudahnya ditemukan diberbagai pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke termasuk di Bali tentunya. Sebagai kawasan kepariwisataan popular, tentunya Bali juga menyediakan beragam kuliner negeri ini termasuk didalamnya soto. Anda atau turis asing yang datang berwisata ke Bali bisa memilih dan menyantap menu soto apa yang menjadi preferensi Anda.
 
Salah satu kedai Soto yang banyak dikunjungi wisatawan ialah Soto Pak Ketut. Lokasinya yang cukup strategis membuat kedainya mudah ditemukan sekalipun oleh orang yang baru menginjak tanah Dewata. Papan nama cukup besar akan membantu Anda mengidentifikasi dan menemukan warung Soto Pak Ketut ini. Warung Soto ini memiliki tempat yang cukup luas plus lahan parkir yang memadai untuk menyimpan beberapa kendaraan sekaligus. Jadi, Anda yang datang dengan berkendaraan tak akan merasa kesulitan mencari tempat parkir dimana, karena sudah tersedia.
 
Soto yang disajikan di Warung Soto Pak Ketut ini sedikit berbeda dengan soto di tempat lainnya. Soto yang disajikan disini dilengkapi dengan beberapa butir bakso yang akan membuat Anda semakin puas menyantapnya. Dalam seporsinya, soto ini berisi potongan daging sapi, bakso dan potongan sayur lobak yang kemudian disiram dengan kuah. Tak lupa pula diberi taburan goreng bawang dan seledri, perasan jeruk nipis, kecap, sehingga semakin menambah segar dan gurihnya rasa soto.
Lantas, bagaimana dengan banderolnya? Jangan terlalu gusar karena seporsi soto yang dipesan cukup dibayar dengan Rp 11.000 saja. Bahkan untuk soto tanpa bakso kocek yang perlu Anda keluarkan hanya Rp 9.000 saja. Cukup murah, bukan untuk ukuran pendatang lokal yang selalu menginginkan segala sesuatunya murah meriah.
Lokasi
Soto Pak Ketut berada di Jalan Letda Made Putra No 77, tepat disebelah Tiara Dewata Denpasar, Denpasar, Bali –Indonesia.
Jam buka: jam 07.30 – 14.00 dan jam 16.00 – 24.00
Menu andalan: Soto Sapi dan Bakso
Harga: Rp 11.000

Warung Mina special ikan

Segala sajian yang ada di Bali memang selalu mengundang keunikan dan citarasa yang berbeda. Gaya bersantap mulai dari tradisional, semi-moden sampai modern sekalipun dengan menu-menu yang disesuaikan bisa Anda nikmati di pulau para Dewa tersebut. Warung Mina merupakan salah satu tempat bersantap tradisional yang bisa Anda coba dan eksplorasi.
 
Warung Mina ini sudah cukup populer di Pulau Dewata khususnya dikalangan penduduk lokalnya. Mengapa demikian? Karena memang warung ini memiliki citarasa masakan yang enak dan lezat di lidah, serta yang terpenting ialah harganya yang murah-meriah sehingga sangat cocok untuk para backpacker. Menu-menu yang ada di Warung Mina ini tak bisa dilepaskan dari hidangan ikan segar dan sehat.
 
Pada awalnya, Warung Mina ini hanya warung biasa dengan bangunan seadanya. Namun seiring dengan perkembangannya, warung ini kemudian memiliki banyak cabang semisal di kantor-kantor pemerintahan Denpasar, di Ubud dan lainnya. Di Warung Mina yang ada di Jalan Gunung Sari ini bisa dikatakan merupakan yang tersohor dan tercantik dilihat dari sisi desainnya yang mengandalkan beberapa bale bengong yang ada di sekitar taman yang indah.
 
Sajian unik yang ditampilkan disini ialah Megibung (kalau Anda kebetulan datang bersama keluarga). Megibung ini merupakan paket makanan yang dihidangkan dalam porsi besar karena memang diperuntukkan bagi 5-6 orang. Isinya terdiri dari kuah, satu ikan gurame goreng, gurame bakar, 4 pepes lele, tahu dan tempe goreng, terong bakar, plecing kangkung, sambal matah dan juga sambal terasi. Wuih mantap bukan sajiannya bisa dirasakan bersama keluarga!
Lokasi
Warung Mina berada di Jalan Gunungsari 2, Banjar Ambengan, Peliatan, Ubud, Pulau Dewata Bali – Indonesia.
Telp: 0361-421086

Warung Nasi Belayu Murah Maknyoss

 
Kalau Anda pergi ke Bali dengan uang yang pas-pasan namun ingin mendapatkan kuliner untuk bersantap yang ajib, maka bisa disiasati dengan menajajal beragam kuliner yang dihidangkan di Warung Nasi Blayu ini. Warung nasi yang dikenal sebagai warungnya para sopir taksi ini memang lumayan banyak dikenal di kalangan masyarakat sekitar sebagai warung makan yang menunya lengkap, lezat dan harganya murah.
 
Warung nasi sederhana ini berada di Denpasar dan cukup mudah untuk menemukannya karena selain sopir taksi banyak juga penduduk sekitar yang mengenalnya. Warung nasi ini sudah mulai buka dari jam 10.00 pagi sampai jam 14.00 siang saja (itupun waktu paling lambat). Warung Nasi Blayu memang terkenal sangat laku, bayangkan saja hanya dalam waktu 4 jam saja sekitar 200 porsi nasi sudah ludes. Makanya rentang waktu dari buka ke tutupnya begitu cepat.
 
Dalam seporsinya terdapat nasi dengan lauk-pauknya. Lauk utamanya dikenal dengan be sisit yang merupakan ayam goreng yang disuwir halus kemudian dicampurkan dengan sambal matah. Sambal matah yang digunakan di warung ini dikenal juga dengan sambal bejek karena memang membuatnya dengan dibejek-bejek sehingga teksturnya cukup kasar. Sambal matah ini terbuat dari bawang merah, cabe rawit, terasi, jeruk nipis dan juga minyak kelapa. Soal rasa, mastah banget dech pokoknya!
 
Sementara lauk lainnya, ada tum ayam yang merupakan pepes ayam cincang yang dikukus dengan daun pisang, kuah soto ayam dan kerupuk kulit ayam yang rasanya renyah. Meski tak kalah nikmatnya, lauk ini termasuk hanya sebagai pelengkap dari lauk utama diatas dan harus puas menjadi menu kedua setelah be sisit. Seiring dengan perjalanan waktu, warung ini semakin banyak saja pelanggannya dimana pelanggannya sudah bukan warga sekitar dan sopir taksi saja, namun juga para penggila kuliner dari luar kawasan Warung Nasi Blayu ini.
Lokasi
Warung Nasi Blayu berada di Banjar Gunung Siku, Mengwi, Pulau Bali – Indonesia.
Telp: 0361-8623310

Warung Mak Beng Sanur

 
Sekalipun mata sedang dibius oleh keindahan alam dan pantai Bali, namun kalau perut keroncongan maka tetap saja harus diisi. Orang akan kehilangan fokus ketika rasa lapar menyerang. Makanya, persiapkan isi perut Anda sebelum melakukan aktifitas yang menguras tenaga meskipun acaranya hanya berlibur. Kalaupun rasa lapar sudah tak terhankan lagi, maka bersegeralah mencari restoran, kafe atau warung untuk mengisi perut Anda supaya tak terserang maag.
 
Bicara soal makanan, di kawasan Sanur ada masakan enak: Sop Ikan Laut. Untuk mencoba mencicipinya Anda bisa datang ke Warung Mak Beng Sanur yang sduah ada sejak 1941 silam. Bayangkan, warung ini sudah ada sejak masa penjajahan Jepang masih bercokol dinegeri ini! Didirikan oleh Ni Ketut Tjuki yang kemudian lebih akrab dengan sebutan Mak Beng. Dan hingga kinipun namanya tetap abadi dalam warung makan yang beliau dirikan puluhan tahun silam.
Sejalan dengan namanya, menu-menu yang ditawarkan di warung makan ini tak jauh-jauh dari olahan ikan laut. Disini tersedia paket Ikan laut Goreng dan juga Sup Ikan yang terdiri dari Kakap, Janki, Cakalang yang rata-rata masih fresh. Untuk Sup Ikan Lautnya dimasak dengan bumbu tradisional khas Bali yang sangat kaya akan rempah dan tak lupa diberi potongan ketimun. Kemudian Sup Ikan yang masih panas disandingkan dengan Ikan Goreng dan sambal khas yang pedasnya terasa.
Rasa pedas dan gurihnya sangat terasa. Dagingnya empuk dan rempah-rempahnya khas. Harga perporsinya bisa ditebus dengan hanya Rp 28.000 saja. Harga yang sangat sesuai dengan kualitas masakan yang disajikannya, bukan?Para pengunjung yang pernah datang ke Warung Mak Beng ini banyak yang merasa puas dan dalam lain kesempatan banyak diantara mereka yang kembali lagi. Silakan Anda mencobanya sendiri!
Lokasi
Warung Mak Beng bisa dikunjungi di Jalan Hang Tuah N0 45, Sanur, Pulau Bali –Indonesia.
Telp: 0361 – 282633
Jam buka: jam 08.00 -21.00
Menu andalan: Sop Ikan Laut
Harga: Rp 28.000
Selamat Berkunjung!

Warung Be Pasih : Masakan serba Ikan Laut


Satu lagi pilihan tempat wisata kuliner yang enak dan nyaman di Denpasar, WARUNG BE PASIH di Jl.Pemuda III Renon, Denpasar. Untuk menuju lokasi kalau anda dari sanur sebelum lapangan Niti Mandala Renon di Jl.Puputan Renon, sebelah kiri, ketemu Jl.Pemuda.  Anda masuk dan Kira-kira 100meter ada tulisan nama Warung Be Pasih, masuk kedalam sampai habis jalan. Tempatnya luas dan cocok buat makan berdua ataupun makan bareng keluarga/teman.

Be Pasih dalam bahasa Bali berarti ikan laut. Jadi sesuai nama, warung ini menyediakan masakan khas Bali serba ikan laut. Makanan disini tidak mahal, anda bisa pilih paket pesinggahan(nama daerah di klungkung yang terkenal menjual masakan ikan laut dan sate lilit), paket sup kepala ikan, paket pepes Udang, paket ikan bakar, sate lilit, dll. Minuman juga bermacam-macam es kelapa muda, es daluman, es kelapa pandan, es jeruk, dll.
Di warung ini anda dapat menikmati alunan musik live, sambil menyantap hidangan ikan laut dan bisa juga berinternetan ria, karena free wifi.
Silahkan menikmati masakan ikan laut khas Bali.

 be-pasih
Warung Be Pasih berarti warung ikan laut dalam bahasa Bali. Warung yang terletak di di Jl. Pemuda III No. 24 Renon, Denpasar ini memang menyediakan makanan ikan laut dengan cita rasa khas Bali.
Warung ini menawarkan beberapa menu dalam bentuk paket menu yang sudah lengkap. Paket menu favorit di warung ini antara lain paket pesinggahan dan paket ikan bakar.
Sebenarnya Pesinggahan adalah nama sebuah desa kecil di dekat perbatasan kabupaten Klungkung dan Karangasem Bali. Sebuah tempat makan disana menawarkan paket pesinggahan yang terdiri dari makanan khas bali antara lain sate lilit, sup ikan, pepes ikan, plecing sayur, kacang tanah dan nasi plus sambal mentah.
Warung Be Pasih pun kemudian menjalin kerjasama dengan tempat makan tersebut. Hingga kini paket pesinggahan merupakan paket yang terlaris di warung tersebut.
Setiap kali kesana selalu pesen ikan bakar,” jawab dblogger yang tinggal di Bali ini sewaktu ditanya via YM soal menu favoritnya di Warung Be Pasih.
Sambelnya ada dua macem untuk melengkapi ikan bakarnya. Ada sambel kecap sama sambel mentah. Kalau sambel mentah isinya bawang mentah dicampur serai,” lanjutnya lagi.
Selain paket menu terdapat pula steak ikan yang disediakan di warung yang telah berdiri sejak tahun 1999 ini. Warung Be Pasih juga menawarkan es daluman khas Bali dan es pandan kelapa muda sebagai minuman pelengkap santap. Tapi rupanya Idana lebih memilih es jeruk untuk melengkapi makan siangnya di warung ini.
Warung yang biasa dikunjungi Idana bersama teman-temannya atau adiknya ini tak hanya menyediakan makanan khas Bali yang sarat dengan bumbu bali yang kaya rempah tetapi juga memanjakan pengunjungnya dengan suasananya yang nyaman dan tak bising walaupun terletak di pusat kota.

Babi Guling Bu Oka Ubud

 Anda penyuka Babi Guling? Untuk mendapatkan makanan yang satu ini Anda bisa berkunjung ke Warung Bu Oka yang menyediakan menu sebagaimana namanya. Hewan ini, sebelum dimasak biasanya dibersihkan terlebih dahulu atau kalau di suckling istilah orang Barat. Nah, setelah dibersihkan maka tibalah saatnya untuk dimasak dengan cara dipanggang diatas api sambil diputer-puter supaya masaknya merata.
Didalamnya diberi sayuran yang biasanya menggunakan sayur ketela dengan bumbu khas Bali yang sangat pedas. Meski demikian, bagi yang tidak suka pedas maka kepedasannya bisa disesuaikan dengan derajat toleransi kepedasan yang bisa Anda terima. Warung ini termasuk yang terbaik di Bali dan dikalangan para pecinta kuliner yang juga menyukai menu yang satu ini.
Warung ini memang ukurannya tidak terlalu besar, dimana didalamnya ada deretan meja panjang membentuk huruf U untuk lesehan dan susunan meja gazebo diluarnya. Karena tempat yang terbatas, maka jangan harap Anda bisa mendapatkan tempat duduk dengan mudah di warung ini pada saat siang hari. Soal harga, Untuk satu paket Babi Guling lengkap yang pisah ditambah sup dan nasi, harganya sekitar 40 ribu rupiah. Gimana, cukup murahkan?
Biasanya dalam satu porsinya, tergambar sebagai berikut yakni  ada suwiran daging babi yang cukup banyak diberi bumbu sambel hijau pedas. Terus ada juga sepotong kulit hewan ini yang super gurih, yang dibaliknya masih tersisa sedikit lemak babi yang aduhai, sangat cocok untuk penderita kolesterol. Daging dan kulit babi tadi masih dilengkapi dengan sepotong sosis babi, yang bentuknya mirip seperti usus sapi, daging babi goreng kering dan tidak ketinggalan sayur lawar yang puedes.
Alamat
Warung Babi Guling Bu Oka terletak tepat didepan Pura Saren Ubud, Jalan Suweta, di kawasan Ubud, Bali–Indonesia.
Selamat Menikmati!

NASI AYAM WARUNG MARDIKA, UBUD

Saya udah pernah bilang kan, kalo ke Ubud, jangan cuma makan yang itu-ituuuu aja (babi guling ibu oka lah, bebek bengil lah), dan nggak mau ‘ngexplore’ daerah lain untuk nemuin tempat makan yang seru, enak, terjangkau. Intinya, jangan males jalan, nyari dan nanya :).
Banyak orang mulai tahu juga sama Warung Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku, yang letaknya di Desa Kedewatan, Ubud.

Yang cabangnya ada di Tukad Badung, Denpasar dan di Seminyak. Itu nasi ayam campur pedessss Bali, pokoknya nggak ada menu lain selain nasi ayam. Udah ayamnya pedes punya, sambel matah a la Balinya lebih pedes lagi. HUH HAH deh pasti.
Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku di Ubud, emang banyak penggemarnya, turis-turis domestik dari Jakarta suka mampir sini juga saya lihat, kadang bus kecil turis mampir juga, dan kalo jam makan siang selalu ramai, sekitar jam 3 biasanya udah HABISS!! Gile bener…
Nah, karena kebiasaan saya dan Bart untuk selalu hengkang dari tempat yang udah rada ‘touristy’ (seperti pantai, dan tempat wisata alam lainnya juga), kita biasanya juga segera ‘hunting’ tempat makan lain yang sejenis, sama enak dan murahnya, tapi nggak sehiruk pikuk tempat yang biasa dikunjungin orang kebanyak. Biasanya tempat kaya gini lokasinya rada jauh dari tempat yang udah terkenal sebelumnya. Tapi uniknya, tempat ‘alternatif’ kali ini, justru letaknya bersebelahan dengan Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku! Namanya Nasi Ayam Mardika. Selidik punya selidik yang punya masih sodaraan ama Bu Mangku.
Nasi Ayam warung Mardika
Buat saya tempat di Warung Mardika lebih cozy, tenang, nggak gaduh kaya tetangganya. Dan rasanya sedikit lebih ‘soft’ alias nggak sekenceng dan berminyak yang di Bu Mangku. Tempat makan favorit, di halaman belakang, lesehan, dibawah teras salah satu bangunan Balinya. Secara arsitekturalpun tempat ini bikin saya kagum. Betah banget.
Area Makan, Nasi ayam warung Mardika, Ubud
Es teh paling mantep buat minumnya. Sambel matah khas Balinya minta extra dipisah (cabe, bawang merah, ama garam).
Sambal Goreng, Nasi ayam warung Mardika, Ubud
Nasi Campur Lengkap seharga Rp 10,000 terdiri dari :
- Nasi putih
- 1 Tusuk sate ayam lilit
- Sayur kacang panjang dengan kelapa parut bakar
- Ayam suir bumbu Bali
- Jeroan kering ayam
- Kacang tanah goreng
Nasi ayam warung Mardika, tanpa jeroan :)
Saya selalu minta TANPA jeroan apapun. Teman makan lain yang seru adalah Rempeyek tempe atau keripik (lagi lagi) ayam dan teman-temannya kriuk kriuk.
Buat yang doyan nasi pedes dijamin nggak nyesel kesini. Alternative wisata kuliner di Ubud juga.
NASI AYAM WARUNG MARDIKA
Jl. Raya Kedewatan
Desa Kedewatan, Ubud
Tel (0361) 974387
NASI AYAM KEDEWATAN BU MANGKU (sebelahnye, adik kakak, kagak ape2 dipromosiin sekaliann)
Jl. Raya Kedewatan
Desa Kedewatan, Ubud
Tel (0361) 974795
NASI AYAM KEDEWATAN BU MANGKU – Cab Denpasar
Jl. Tukad Badung no.11, Renon
Denpasar
Tel (0361) 7427166
NASI AYAM KEDEWATAN BU MANGKU – Cab Seminyak
Jl. Kayu Jati (daerah Oberoi/Laksmana), Seminyak
Kuta
Tel (0361) 7427166

AYAM BETUTU KHAS GILIMANUK & NASI CAMPUR BALI

Ini dia…ayam olahan khas Bali dengan bumbu sangat khas yang saya sangat suka. Ayam Betutu. Mungkin beberapa dari Anda pernah denger ada ayam betutu di Gilimanuk ‘Me Tempeh’ yang sangat terkenal itu, dan cukup sering diulas oleh media. Tidak perlu jauh-jauh, Ayam Betutu Khas Gilimanuk ini bisa juga dinikmati di Denpasar, Tuban-Kuta, dan Nusa Dua. Kali ini saya pergi ke cabang Nusa Dua. Ciri khas restoran ini dari luar adalah adanya maskot Tokoh Lawak tradisional Bali si ‘ndut Dolar dari duet terkenal drama tradisional Bali : Petruk Dolar, saya sendiri udah pernah sekali nonton lawakan mereka di Ubud, walau nggak ngerti basa Bali yang dipakai, tapi tingkah lakunya aja udah bikin ketawa. Dan mereka sangat kondang loh di Bali!

Ayam Betutu
Ayam Betutu
Ayam Betutu itu memang sangat khas sekali bumbunya, nggak bisa ngejelasin detail apa aja di dalamnya, pokoknya segala macam bumbu,rempah-rempah khas Bali, ayamnya diungkep lama biar meresap banget bumbunya. Tapi di restoran ini nggak cuma jual Ayam Betutu, saya justru saat datang nyicipin makanan disini lebih memilih Paket Nasi Campur Khas Bali, Lawar Ayam, Sop Ares,dan Plecing Kangkung.
- Paket Nasi Campur Khas Bali itu terdiri dari:
Nasi Putih
Sate Lilit Bali
Pepes Ayam
Ayam Suwir
Plecing Kangkung
1/2 Butir Telor rebus
Kacang tanah goreng
Imut banget kalo pesen bawa pulang, kita akan dikasih sama piring bambunya sekaligus, disebut ‘Ingke’, dan dimasukin dalam kotak lagi!
Nasi Campur Bali – Rp 25,000
- Sop Ares Bebek
Walau nggak suka bebek, tapi Aresnya yang saya suka. Dibuat dari batang pohon pisang (sodaraan sama pohon kelapa, pisang itu juga hampir bisa digunakan untuk banyak keperluan seluruh pohon, buah, batangnya), enak sekali rasanya kres..kres gitu, seger.
Sop Ares Bebek
Sop Ares Bebek (lupa harganya,euy)
- Sate Lilit Bali
Khas banget, dagingnya ayam, bukan ikan tuna seperti biasanya ditemui di Bali, batangnya pake tusuk bambu, unik. Sedikit catatan.Tusuk sate di Bali banyak yang pakai batang kelapa atau bambu, nggak seperti di Jawa yang pakai tusuk lidi kecil.
Sate ayam lilit @Rp 1500/pc
Sate ayam lilit @Rp 1500/pc
- Plecing Kangkung
Kangkung rebus dengan sambal pedas, sebenernya ini khas Lombok, tapi juga sudah jadi makanan khas di Bali. Kangkungnya dari Lombok yang paling enak!
Plecing Kangkung - Rp 4000,-
Plecing Kangkung – Rp 4000,-
- Lawar Ayam
Berbeda dengan Lawar Bali yang biasa ditemui di banyak warung/tempat makan di Bali, Lawar Ayam di Restoran Ayam Betutu Khas Gilimanuk ini hanya menggunakan daging ayam dan nangka muda (nangka inilah salah satu bahan utama Lawar) dan bumbu khas Bali lainnya, dan yang pasti TIDAK menggunakan darah!
Lawar Ayam - Rp 7000,-
Lawar Ayam – Rp 7000,-
Catatan buat yang mau makan disini :
- Semua makanan disini pakai daging ayam, termasuk pepes dan satenya, cuma Sop Ares aja yang ada sedikit suwiran bebeknya, jadi jangan khawatir untuk masalah halalnya.
AYAM BETUTU KHAS GILIMANUK & NASI CAMPUR BALI
- Jl. Merdeka no.88, Tel (0361) 263464, Renon, Denpasar
- Jl. Buluh Indah no.51X, Tel (0361) 7407509, Denpasar
- Jl. Raya Tuban no.2X, Tel (0361) 757535, Kuta
- Jl. By Pass Ngurah Rai no.89, Tel 08123853232, Nusa Dua
Restoran ini juga juga buka cabang di Jakarta dan Yogyakarta, llloh!…

Beberapa Makanan Khas Bali

Bali adalah nama salah satu Provinsi di Indonesia yang populer di mancanegara karena wisata alam, wisata budaya dan wisata kuliner yang dimilikinya. Jika Anda berlibur ke Bali jangan lupa manjakan lidah Anda dengan aneka kuliner khas Bali. Berikut ini adalah aneka kuliner yang bisa anda coba selama berada di Bali.

1. Sambel dan Jukut Undis

Undis adalah salah satu sayuran khas Bali yang serupa dengan kacang polong. Undis ini biasanya dibuat untuk olahan sambel dan sayuran berkuah. Undis ini dimasak dengan berbagai macam rempah sehingga kuah yang dihasilkan berwarna hitam. Makanan ini diolah bersama cabai, terasi dan aneka rempah.

2. Sudang

Sudang adalah kuliner khas Bali yang terbuat dari ikan yang diiris kecil lalu diasinkan. Sudang biasa dihidangkan dengan sambal dan nasi.

3. Blayag

Blayag adalah kuliner khas Bali yang berasal dari Singaraja. Makanan ini terdiri dari lontong yang diberi sayur urap, kacang kedelai dan gorengan ayam.

4. Rujak cuka

Berbahan sama seperti rujak buah biasanya, yang membuat kuliner khas Bali ini berbeda adalah bumbu yang digunakan bukan bumbu kacang, rujak ini berbumbu cuka, gula aren, terasi dan cabai yang diulek hingga halus.

Masakan Betutu Khas Gilimanuk

 
Sebenarnya bukan kali ini saja saya mencoba ayam Betutu, hanya saja semuanya “off record” atau belum pernah tercatat. Tapi kali ini saya ingin mencoba membagikan bagaimana lezat dan menariknya masakan khas bali yang kemudian dinamakan Betutu ini.
Loh kenapa Betutu saja? bukannya ayam Betutu yah namanya?. Sebenarnya bahan masakan Betutu bukan cuma ayam seperti yang lebih dikenal banyak orang. Bahan masakan khas Bali ini ada juga yang bahan utamanya bukan berupa ayam, tapi berupa bebek yang kemudian di sebut Bebek Betutu.  Tetapi sepertinya ayam lebih ungul daripada bebek, jadilah lebih dikenal sebagai ayam Betutu.
Sedangkan secara harfiah Betutu adalah lauk yang terbuat dari ayam atau bebek yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu biasa digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual (sumber : wikipedia). Pernahkah terpikirkan sisi unik dari masakan khas bali yang lebih terkenal dengan nama Ayam Betutu ini? Selain dari kelezatan rasa tentunya.
Mengenai rasa dari Ayam Betutu jangan ditanya lagi, pedasnya pas!!, bercampur rasa gurih dari kuah bumbunya. Ditambah lagi daging Ayam betutu yang empuk ketika digigit, hmm bahkan air liur bisa menetes dengan hanya melihat saja.
Ayam betutu Khas Gilimanuk
Untuk bebek Betutu meskipun dengan tipe bumbu yang sama dengan bumbu pada ayam Betutu, ada sensasi sedikit berbeda ketika menggigit daging bebek betutu. Tekstur daging bebek yang sedikit lebih kenyal dari pada ayam akan membuat rasa pedas dan gurih lebih terasa ketika dikunyah di mulut.
Bebek Betutu, variasi dari masakan Betutu khas Bali
Menemukan tempat yang pas untuk mencoba masakan Betutu khas Bali tidaklah sulit. Banyak sekali warung masakan lokal yang khusus menjual ayam Betutu, hanya saja cuma beberapa menurut saya yang bisa menunjukkan lezatnya ayam atau bebek Betutu makanan khas Bali.
Ada tiga tempat yang saya rekomendasikan jika ingin mencoba kelezatan masakan khas bali ini. Pertama ayam betutu Ibu Ida yang ada jauh di Gilimanuk, mungkin bisa di coba jika ke Bali melalui perjalanan darat, karena lokasinya dekat dengan pelabuhan penyeberangan Gilimanuk. Di ayam Betutu ibu ida ini pertama kalinya saya merasakan ayam Betutu khas Gilimanuk.
Kedua, lebih dekat dari pusat pariwisata bali pantai Kuta dan Bandara ngurah rai, satu tipe dengan ayam betutu Ibu Ida yang pedasnya benar – benar terasa. Ketiga ada di jalan Kubu Anyar, ayam betutu di tempat ketiga ini tidak terlalu pedas, tetapi rasa bumbunya sama enaknya dengan ayam Betutu khas Gilimanuk. Tempat ketiga juga cocok untuk yang tidak terlalu suka dengan masakan pedas tetapi ingin mencoba masakan ayam Betutu.
Entah ayam Betutu , bebek Betutu yang jelas mendengarnya saja bikin ngiler, pedasnya yang pas!!, bercampur rasa gurih dari kuah bumbunya pasti membuat orang ingin mencoba masakan khas Bali ini ketika berada di Bali. anda mau coba? silahkan!!

Kekuatan Mantram Gayatri

 
OM Suastiastu,

mantram gayatri adalah merupakan mantra inti dari segala mantra. begitu di sebutkan dalam kitab suci. Dari sekian mantra yang ada, Semuanya bersumber pada mantram gayatri. Jika anda mengalami kebimbangan, ketakutan, kebingungan, ingatlah selalu dengan mengucapkan mantra gayatri berulang-ulang dengan tulus sampai pikiran anda merasa baikan kembali.

Dengan Manram Gayatri, kita bisa terbebas dari segala ketakutan. asalkan anda mempercayainya dan diucapkan dengan setulus hati. Berikut ini adalah Mantram Gayatri


OM Bhur Bvah svah, tat savitur varenyam
Bhargo devasya dimahi, diyoyonah pracodayat

artinya:
Ya Tuhan Pencipta tiga loka ini,
Engkaulah sumber segala cahaya,
engkau sumber kehidupan
Pencarkanlah pada budhi nurani ini, SinarMu yang maha suci


Maknanya adalah dalam mantra Ibu dari segala Veda ini terkandung suatu kekuatan yang maha dahsyat, maha suci yang menjadi sumber kehidupan mahluk semesta alam.

Mengapa Mengucapkan Gayatri Mantram??

pertanyaan tersebut dapat dijawab di dalam kitab Atarwa Weda XIX,71,1 yang berbunyi sebagai berikut;

Stuta maya varada veda mata,
Pracodayantam pawamani dwijanam
Ayuh pranam prajam pasum
Kertim dravinam brahmavarcanam
Mahyam dattva vrajata brahmalokam

yang artinya;
Gayatri Mantram yang diakhiri dengan kata pracodayat dalah Ibunya empat Weda, yang menyucikan semua dosa para dwija,
Oleh karena itu selalu ucapkan mantra tersebut,
Gayatri Mantra ini pemberi panjang umur, prana dan keturunan yang baik, pelindung binatang, pemberi kemashyuran, pemberi kekayaan dan pemberi cahaya yang sempurna,

Oh Tuhan Berikanlah jalan moksa padaku

Makna Gayatri Mantra adalah anugrah pencerahan pada hati nurani ini. Nurani dalam Kegelapan akan dituntun ke jalan terang, hati yang terang akan dituntun pada perbuatan satwika.


Jadi, sebagai Umat Hindu yang baik, mari kita mengucapkan Gayatri Mantra demi kebahagiaan alam semesta..

Ya Tuhan pencipta alam semesta ini, Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan, maafkan lah hamba jika apa yang hamba tulis ini ada kesalahan yang tidak hamba sengaja..hamba hanya ingin menyebarluaskan ilmu pengetahuan agar tidak ada lagi kegelapan di dunia ini...

OM, Santih, Santih, Santih, OM

Mantra Hindari Cetik Bali

 
Mantra Hindari Cetik teranjana

Om Suastiastu,
Sering kita lihat bahwa di Bali banyak bertebaran cetik (racun gaib). Ketika ada orang yang tidak senang pada orang lain, biasanya orang bali menggunakan cetik. biasanya cetik identik dengan makanan. dalam makanan itu telah di pasang cetik yang ramuannya telah di peroleh dari balian (dukun) atau bisa juga dengan mengolah sendiri bahan-bahannya. Ketika orang yang memakan/ minum cetik itu, maka beberapa saat/ beberapa hari kemudian akan terkena efek dari cetik itu. Efeknya bermacam-macam, mulai dari sakit kepala yang hebat, sakit perut, bahkan hingga kematian, sesuai dengan pesanan si penerima. Namun perlu di ketahui, bahwa dalam kitab suci di sebutkan bahwa

orang yang meracuni / mencelakai orang itu, hidupnya akan sengsara di kemudian hari. bahkan sampai beberapa generasi/ keturunan.
Setelah saya membaca sebuah buku yang berjudul 108 tips niskala, terbitan bali aga, saya menemukan mantra untuk menghindari cetik. berikut mantranya;
Ong Sang Hyang Brahma, pinaka urip wetengku
Sang Hyang Siwanirmala angadeg ring jiwanku
Wisnu Iswara anglebur sahananing kapangan kenum
Sastra Mang Ang Ung Mang Ah amunah wisia cetik, ring nabiku apupul sawiji
Angidep sapta Ongkara jati pamunah wisia desti teranjana
Poma poma poma, kedep mandi mantranku Ong Ong Ong
Caranya: sebelum minum ataupun makan sesuatu, hendaknya baca mantra di atas dengan penuh kepercayaan dan keheningan hati dan pikiran. bisa di ucapkan berulang kali. Selanjutnya oleskan iduh bang atau ludah dengan jari tengah pada selagan lelata ( di atas hidung,  antara alis) bisa juga iduh bang itu di telan sebanyak tiga kali, agar terhindar dari cetik teranjana yang sangat ganas serta mematikan.
sekian.. semoga bermanfaat dan dapat membantu..

Om Santih, Santih, Santih, Om.