Kalender atau tanggalan, adalah suatu cara
yang teratur dan disepakati untuk menandai unsur rentang waktu yang
tidak terbatas dalam daur dan hukum tertentu. Kegunaannya sudah tentu
tergantung dari komunitas yang menyepakatinya. Misalnya untuk menentukan
daur musim, kegiatan religius, mengukur panjang kurun dan sebagainya.
Daur dan aturannya tentu saja tidak lepas dari ikatan budaya komunitas
tersebut. Ada kalender yang daurnya didasarkan pada letak benda langit
(misalnya kalender surya, kalender candra), dan ada pula yang tidak sama
sekali (misalnya kalender pawukon kita).
|
|||||||||
Kalender yang berdasarkan letak
benda langit juga memiliki aturannya sendiri-sendiri dalam penerapannya.
Beberapa kalender mencermati setiap perubahan dengan observasi dari
waktu ke waktu, misalnya penentuan garis busur cahaya pertama dipermukaan bulan, pada kalender ritual Islam.
Kalender seperti ini tidak mungkin dirinci sebelumnya. Karena hasil
observasinya bisa bergantung kepada cuaca dan peralatan yang digunakan.
Sering terjadi ricuh atau standar ganda dalam kesepakatannya. Untuk
keperluan duga dini (forecast) dan percetakan, tetap diperlukan kalender
perkiraan, sedang ketelitiannya nanti akan sama-sama dimaklumi perihal
geser menggesernya.
Kalender Gregorian (Masehi) juga berdasar benda langit - matahari. Observasi tidak mutlak diperlukan dari waktu ke waktu. Karena itu pendahulunya, kalender Julian,
menerapkan kekeliruan berlarut-larut sampai 15 abad lebih lamanya.
Karena itu kalender Julian direnovasi menjadi Gregorian dengan
memperbaiki aturannya, dan memusnahkan 10 tanggal agar cocok dengan
patokan semula.
|
|||||||||
Kalender dapat dipakai mengingatkan orang
kepada sesuatu. Apakah yang akan terjadi, yang sedang berlangsung, dan
yang telah lalu. Sebagai bentuk ketidak berdayaan orang melawan
perputaran waktu diwujudkan dalam perhitungan-perhitungan. Sehingga
orang sadar, kapan akan datang masa yang panas terik maupun masa yang
bersimbah air. Akhirnya semakin teliti ke pengaturan untuk bertani,
berburu, mengungsi, mencari ikan dan hampir segala segi kehidupan.
Semuanya tercurah dalam kalender. Kalender adalah suatu bentuk
pengaturan komunikasi kita dengan alam semesta.
|
|||||||||
Menurut perkiraan (Fraser, 1987)
ada sekitar 40 macam kalender masih dipakai sampai saat ini. Terdiri
dari kalender astronomis dan non astronomis. Pada keduanya, umumnya
salah satu patokannya adalah hari (rotasi : putaran bumi pada porosnya), bulan (revolusi: putaran bulan mengelilingi bumi), dan tahun
(revolusi: putaran bumi mengelilingi matahari). Kerancuan muncul karena
patokan-patokan tersebut tidak mutlak konstan. Ada pergeseran sepanjang
waktu. Sekalipun secara matematika dapat dituliskan rumus hingga 15.000
angka panjangnya, tetap tidak terdefinisikan. Mari kita lihat
persoalannya.
|
|||||||||
Satu tahun tropis didefinisikan
sebagai jangka waktu rata-rata yang diperlukan oleh matahari untuk
pergi dan kembali lagi ke titik balik tepat di garis katulistiwa. Jangka
waktunya didekati dengan rumus orbit Laskar (1986) adalah
JD adalah bilangan hari Julian.
Penyimpangan antara kenyataan dengan angka rata-rata ini hanya
beberapa menit saja tiap tahunnya. Perhatikan bahwa dalam T, selisih
dengan bilangan Julian dibagi dengan konstanta 36525 yang merupakan
angka jadian dari 365.242189... di atas. Bilangan Julian dan rumus ini
pula yang dipergunakan dalam semua perhitungan kalender dan pawukon di babadbali.com.
|
|||||||||
Satu bulan Synodic didefinisikan
sebagai jangka waktu rata-rata antara titik temu posisi bulan dan
matahari didasarkan pada phase bulan (penanggal / panglong). Panjangnya
diukur menggunakan pendekatan teori Chapront-Touze dan Chapront (1988):
Sekali lagi JD adalah bilangan hari Julian.
Penyimpangan antara kenyataan dengan angka rata-rata (deviasi) ini
adalah sampai 7 jam. Dengan demikian kira-kira 1 tahun candra adalah 354.36707 hari
|
|||||||||
Dari rumus-rumus di atas, nampak
bahwa daurnya berubah perlahan seiring waktu. Teori pendekatan di
ataspun masih terus diperbaiki hingga setepat-tepatnya.
Ada 3 macam kalender yang dihasilkan dari
perhitungan di atas: Kalender surya (solar calendar), kalender candra
(lunar calendar), dan kalendar suryacandra (luni-solar calendar). Dalam
kalender suryacandra, kadang-kadang satu bulan candra utuh disisipkan
untuk mengejar panjang tahun surya. Contoh dari kalender ini adalah
kalender Cina, dan kalender Yahudi. Kalender Saka Bali mungkin mendekati suryacandra, hanya ketentuan untuk itu masih sedang banyak dipergunjingkan.
|
|||||||||
Kalender non-astronomik di antaranya adalah kalender pawukon dan wewaran
di Bali. Kalender ini tidak memperdulikan posisi astronomik
sama-sekali. Namun pada penggunaannya, tidak dapat dipisahkan dari
penggunaan kalender Saka Bali yang sifatnya sangat khusus dalam khasanah
perhitungan kalender di dunia.
|
|||||||||
Banyak upakara dan upacara yadnya, serta piodalan pura
yang berdasarkan pawukon dalam menentukannya, namun banyak juga yang
menggunakan penanggal dan panglong dalam kalender Saka. Demikian pula
perhitungan ala-ayuning dewasa (baik buruknya hari).
Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Bali tetap juga menggunakan kalender Gregorian yang ditetapkan secara internasional. Adanya tiga kalender yang digunakan setiap waktu, merupakan unsur unik dalam budaya Bali.
|
0 komentar:
Posting Komentar